bus kota-ku chayank...

hal iseng yg pernah kulakuin...
naek bis kota DAMRI..
waktu itu.. lagi iseng jalan, nggak naek motor atau mobil..
naek angkot ke Sri Ratu Pemuda, jalan-jalan aja...
trus pas pulang di Halte aku ngobrol ama orang DAMRI yang mencatat kedatangan bus dan aku baru tau kalo bus kota sekarang sudah dikurangi jumlahnya karna kalah bersaing... sebeeeelll banget rasanya karna aku ngerasa kehilangan bus kota yang penuh kenangan.
katanya sih, izin trayek aja dipersulit dan bus yang dimiliki Sukawi semakin merajalela dan mematikan bus kota DAMRI itu sendiri.

akhirnya bus yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
segera aku naik dan duduk di dua bangku belakang sopir...
rasanya teringat dulu ketika masih SMP dan SMA... kuterawang dan kulihat kanan-kiri jalan sambil tersenyum melihat anak-anak berseragam SMP & SMA sedang bergelantungan di pinggir pintu dan sesekali tertawa. Ada juga yang duduk sambil 'berpacaran', ada juga yang sedang terkantuk-kantuk, dan sesekali terdengar suara kondektur mengetukkan uang receh di pegangan besi tanda penumpang turun.

Lalu tidak lama kemudian, aku terhibur dengan nyanyian para pengamen muda, penjual seni yang tidak pudar semangatnya untuk selalu menghibur orang yang sedang dalam perjalanan. Suara dan petikan gitarnya begitu pas di telinga dengan suara serak dan khas anak jalanan, mereka terus bernyanyi seiring lajunya bus.

3 kali pengamen naik bus dan aku tidak bosan mendengarnya karna mereka benar-benar bernyanyi dan menghibur, tidak seperti yang di pinggir-pinggir jalan dan bangjo. Tidak segan-segan aku keluarkan uang Rp 500,00 karna kupikir itu sangat pantas bagi mereka sebab prinsipnya adalah menghibur orang yang sudah lelah dan segera sampai ke tempat tujuan walaupun sebagian besar orang tidak menggubrisnya.

Aku juga tidak habis pikir dengan Pemkot yang sampe-sampe mau memboikot pengamen bus kota.
dikiranya mereka itu anak jalanan yang harus disingkirkan dari jalanan untuk dibina dan disekolahkan... tapi mereka itu adalah 'manusia' yang ingin mengekspresikan bakat seninya untuk menghibur orang di bus kota. Jangan samakan mereka dengan pengamen bus kota di Jakarta atau pengamen jalanan di bangjo atau pengamen bus luar kota yang kebanyakan brutal dan memaksa.

di saat seperti itu, sambil mendengarkan celoteh mereka, rasanya aku ingin menangis ketika ingat masa-masa pacaran. pengen banget kutulis, tapi ntar malah bikin nggak nggenah lagi.
Begitu indah dan bener-bener terekam dengan jelas, apalagi ketika melewati SMA 3, dari kejauhan
sudah terlihat beda tapi tetap menimbulkan kerinduan yang amat dalam. Lalu kulewati SMP 5 di Kagok, banyak sekali anak-anak SMP yang sedang berlarian mengejar bus. Rasanya kangen banget ama sekolahku itu, karna udah lama nggak ke SMP 5.

Jadi aku sangat menyayangkan keberadaan bus kota DAMRI yang bermuatan besar dan sangat-sangat lega itu semakin lama akan semakin lenyap dari kota Semarang, seperti yang pernah terjadi dengan bus kota 2 tingkat. Apalagi para pengamen itu hidupnya hanya bergantung dari bus kota DAMRI, bus-bus kecil mana mungkin mereka masuki karna ruangannya aja sempit dan begitu sumpek.

Hari ini aku bener-bener merasakan kegembiraan dan kepuasan sesaat yang bener-bener langka aku dapatkan semasa kuliah. Walaupun sebenarnya yang kulakuin hari ini hanyalah untuk MENGHIBUR DIRI. tapi aku puas karna aku menemukan kembali sisi 'manusiawi' dari diriku yang selama ini pergi kemana-mana naik motor dan selama 6 tahun berselang tidak pernah naik merasakan nikmatnya naik bus kota.

Akhirnya aku sadar bahwa ternyata terkadang sisi humanis seseorang akan hilang ketika dirinya sudah lupa dengan yang dahulu pernah terjadi dalam hidupnya. Semoga saja sisi humanis itu tidak akan hilang bagaimanapun keadaannya.

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com